Jumat, 23 Januari 2015

Kunci Sukses Kebangkitan Bisnis Muslim



Buikan rahasia lagi,  walaupun jumlahnya banyak, umat Islam di Indonesia secara ekonomi dan bisnis sangat lemah. Jumlah penduduk Muslim Indonesia sekitar 90% dari total penduduk, namun dari kekuatan ekonomi, paling-paling hanya 20%. Sedangkan 80% dikendalikan non Muslim dan terutama warga Kristen/Katholik yang umumnya warga keturunan.

Tentunya itu menyedihkan. Bagi orang yang sungguh-sungguh ber-iman, tentu akan lebih nyaman kalau kita bisa punya sahabat dan rekan kerja, tertmasuk atasan/bos yang sama-sama beriman. Agar hidup lebih berkah. Bukan bos-bos pemilik perusahaan yang melarang atau membatasi sholat. Bukan bos yang tidak memberi kesempatan sholat jumlat. Bukan bos yang saat meeting waktu Ashar atau Zhuhur tidak mengijinkan untuk break sholat/. Juga bukan bos yang menggunakan sisa hasil usaha atau kentungan bisnis untuk mendanai kristenisasi atau membangun gereja-gereja. Juga bukan bos yang mendanai program-program anti Islam.

Seorang Muslim yang baik tentu ingin umat Islam bangkit secara akidah dan ekonomi. Muslim yang baik,,, dalam hatinya pati ada kepedulian terhadap  hal ini. Ingin saudaranya sesama Muslim punya ekonomi yang mapan, makmur, makan dengan baik, anak-anaknya sekolah dan kuliah bisa setinggi-tiingginya dan terdidik. Bagi Umat Islam yang tidak ada nifak dalam hatinya, pasti punya concern disana. Ini bagi yang benar-benar beriman, yang benar-benar tidak ada keraguan dalam berIslam,. Bukan yang imannya dalam perbatasan antara iman atau tidak iman.

Banyak manfaatnya bila umat Islam bisa menguasai eknomi Indonesia. Bahkan ada sebuah pemdapat, bila anda menguasai ekonimi, maka bisa menguasai nyaris semuanya.Dalam hal ini kuncinya umat Islam harus bangkit dan menguasai bisnis, mengendalikan pasar. Meemang rata-rata umat Islam modal uangnya kecil, namun dengan sinergi tentu bisa menjadi kekuatan yang besar.

Tip atau kiat agar Islam bisa bangkit dalam dunia bisnisdan menguasai bisnis nasional.

1.  Rahasia Pertama, Jaringan Distribusi

Buatlah dan bangun jaringan  distribusi sendiri. Distribusi atau jaringan penjualan adalah ujung tombak bisnis. Kenapa orang China ekonimi kuat, karena ia punya jaringan pedagang di semua kota di Indonesia. Mereka adalah hopeng, kawan-kawan yang terpencar di sleuruh kota secara nasional. Meeka biasanya jadikan itu sebagai distriobutor utama per kota dan kemudian menunjuk sub distributor dibawahnya. Dengan jaringan atau jaringan pipa distribusi inilah mereka bisa menguasai produk apa saja.

Umat Islam dan pemuda Islam juga bisa seperti itu. Mulai bangun dan dirikankan jaringan distribusi kelas nasional dan seluruh Indonesia. caranya tidak sulit. Misalnya sesama alumni selolah atau pesantren, jadikan kawan lama-kawan lama atau teman sekolah Muslim Anda sebagai jaringan
distributor anda yang mewakili tiap kota.. Misalnya ada 50 orang di 50 kota dan masing-masing punya toko dan jsub jaringan dibawahnya, maka itu sudah akan menjadi kekuatan distribusi yang hebat. Produknya bisa saling tukar menukar, dan bisa banyak produk. Ibaratnya itu adalah sebuah pipa yang bisa dimasuki apa saja, bisa lancar dialirkan kemana saja. Jaringan itu harus solid, punya satu visi, satu pengertian. Misalnya dari Jogja atau dari Jakarta ada yang bisa membuat produk tertentu atau bisa mengimpor produk tertentu, maka bisa dijual ke sleuruh Indonesia dan jadikanlah kawan jaringan anda sebagai distribusi. InsyaAlloh akan sukses.

2. Rahasia Kedua, Bikinlah produk sendiri, memproduksi

Agar Umat Islam bisa bangkit, alangkah lebih baik kalau bidang produksi bisa dikuasai oleh muat Islam, dari mulai beras, kebutuhan pokok, bajui, dan perlengkapan rumah tangga lainnya. termasuk buku2 dan semuianya, makanan dan minuman. Usahakan orang Islam juga menguasai pabrikasi atau manufakturnya. Jangan hanya konsumsi melulu. Umay Islam harus bisa membuat, tertmasuk properti, perumahan, ruko-ruko, dan sejenisnya. Kalau sudah bisa produksi, pelan-pelan juga harus menggunakan jalur distribusi yang dimiliki orang Islam, Berdayakan sesama usahawan Muslim.

Untuk bisa produksi, bisa banyak belajar. Dan tahap awal juga bisa melakukan impor, misalnya impor elektronik dari China, dan sebagainya,. Belajar juga bisa dari perusahaan dimana Anda bekerja. Kalau bisa menguasaui bidang produksi, biasanya profit keuntungan lebih besar dan biasanya bisa memperkerjakan banyak orang.

.
3. Jangan Cepat Puas, besarkan bisnis Anda untuk kepentingan umat.

Kelemahan kita umat Islam, biasanya cepat puas. Punya pendapatan Rp 10 juta langsung puas dan tinggi hati. Punya mobil satu terus sombong dan tak mau kerja keras lagi. Mestinya kita bekerja keras, bukan semata untuk materi dan untuk kita, namun juga untuk menolong umat Islam. Banyak warga Muslim yang miskin dan tidak punya pekerjaan. Banyak umat Islam yang hidupnya menjadi babu, pembantu orang Non Muslim dan untuk bisa sholat saja susah sekali. Jangan cepat puas, cepat tinggi hati dan kembangkan bisnis Anda untuk kepentingan umat Islam secara luas.

4. Keempat, Bangunlah Perusahan besar Bersistem Baik, jangan hanya UKM

Harus diakui, dari 1000 peruisahaan besar di Indonesia, yang dimiliki pengusaha Muslim tak sampai 50 perusahaan. Sangat sedikit. Umat Islam bisnisnya hanya kelas warungan, kelas toko, kelas pinggir jalan. Bisnis yang cenderung ecejk0-ecek dan tidak punya sistem. Ketika pemiliknya nggak beekerja, bisnisnya juga stop./ Beda dengan orang2 China yang bisnisnya kelas korporat dan sudah dibangun sistem. Pemiliknya walaupun jalan2 ke luar negeri 3 builan, bisnisnya tetap jalan karena sistem organisasi berjalan baik. sistem penjualan dan aturan perusahaan sudah dibuat rapi. Inilah kelemahan umat Islam dalam bisnis. Mindset-nya hanya punya usaha warungan dan belum punya cita2 tersistem menjadi perusahaan besar, membangun perusahaan bsar.

5. Suka berbagi dan besar bersama karyawannya.

Saya punya relasi pengusaha Muslim yang sukses dan terus membesar hingga omset diatas Rp 400 miliar. Kuncinya, ia bisa membangun sistem yang baik dan mau berbagi hasil keuntungan perusahaan dengan karyawannya. Karyawannya sudah mendapatkan gaji layak dan THR. Namun diluar itu, tiap tutup tahun dan setelah dihitung keuntungan tahunan, ia mengembalikan 30% keuntungan perusahaan untuk dibagi ke semua kar\yawannya. Jadi karyawan mendapatkan bonus sesuai prestasi dan bonus tahunan sesuai keutungan perusahaan. Selain karuawan menjadi semangat kerja karena tahu hasilnya akan bagus dan mereka akan dibagian keuntungan, mereka juga akan loyal ke perusahaan.

6. Keenam, bangunlah perusahaan yang menjalankan prinsip dan nilai Islam. kalau kita ke mall yang dimiliki pengusaha China, lihatlah, mushollanya panas, kecil, sumpek, bau air yang nempel tikar. Mushola yang nggak layak. Lokasinya di pojok, jelek dan dekat tempat pipis. Jujur saja demikian. Ini karena pemiliknya bukan orang islam yang tidak mementingkan sholat dan nilai Islam. Terkadang pelayan pakai jilbab juga nggak boleh. Katanya dulu di Gramedia dan Lippo juga begitu, bagian pelayanan nggak boleh pakai jilbab. Inilah pentingnya orang Islam punya perusahaan besar sendiri dan terapkan nilai-nilai islam dii dalamnya.

7. Ketujuh, bersinergi dan atau bersatu

Umat Islam harus saling berbags bisnis, saling bertukar peluang bisnis, kalau perlu juga dengan pengusaha Muslim luar negeri. Jangan egois dengan sesama pengusaha Muslim.

8. Bangun kepercayaan atau trust, jangan menciderai janji.

Pada dasarnya bisnis ialah soal kepercayaan. Kalau ingin besar, tak ada jalan lain, harus dipercaya mitra.  Kalau janji mau deliver barang atau bayar hutang, harus tepat sesuai janjinya, Jangan melipat dari belakang dan menyakiti sesama pengusaha Muslim. Kalau sudah ada kepercayaan, bisnus meski tanpa modal bisa jalan, bisa nitip jualin dulu, bayar belakangan nggak apa2.

Sebagai renungan anda untuk berbisnis bagi pemuda Muslim:

\- Apakah anda tidak sedih sekarang semua mall dan pusat perbelanjaan dikuasai non Muslim? Kalau hari raya Natal, walaupun jumlah Krsiten sedikit tapi mall dihias seolah semua pengunjungnya Kristen? Apakah Anda tidak sedih, toko2 di mall-mall atau pusat perbelanjaan itu yang punya semua non Muslim sedangkan pemuda Muslim hanya menjadi tukang sapu, tukang parkir atau office boy? Ini kenyataan kan???

Apakah Anda tidak sedih, banyak anak Muslim yang nggak bisa kuliah, nggak pernah bisa makan enak, nggak bisa jalan-jalan, nggak bisa punya pakain yang layak? Sedang mereka non Muslim hidup serba menyuruh anak buahnya yang Muslim, ? Anak2 mereka ,kuliah tinggi dan bahkan di luar negeri? Makan selalu di resto yang enak?

Ini tujuan saya bukan mengompori Anda untuk marah, namun untuk membangun usaha dan bangunanlah kekuatan bisnis Islam.

Ayoooooo.. Pasti bisa. !!!!!!!!

Laa haula walaa quwata illa billahil aliyil adlim.

Wahai pemuda Islam, bangkit dan bangun bisnis sendiri !!!



Buikan rahasia lagi,  walaupun jumlahnya banyak, umat Islam di Indonesia secara ekonomi dan bisnis sangat lemah. Jumlah penduduk Muslim Indonesia sekitar 90% dari total penduduk, namun dari kekuatan ekonomi, paling-paling hanya 20%. Sedangkan 80% dikendalikan non Muslim dan terutama warga Kristen/Katholik yang umumnya warga keturunan.

Tentunya itu menyedihkan. Bagi orang yang sungguh-sungguh ber-iman, tentu akan lebih nyaman kalau kita bisa punya sahabat dan rekan kerja, tertmasuk atasan/bos yang sama-sama beriman. Agar hidup lebih berkah. Bukan bos-bos pemilik perusahaan yang melarang atau membatasi sholat. Bukan bos yang tidak memberi kesempatan sholat jumlat. Bukan bos yang saat meeting waktu Ashar atau Zhuhur tidak mengijinkan untuk break sholat/. Juga bukan bos yang menggunakan sisa hasil usaha atau kentungan bisnis untuk mendanai kristenisasi atau membangun gereja-gereja. Juga bukan bos yang mendanai program-program anti Islam.

Seorang Muslim yang baik tentu ingin umat Islam bangkit secara akidah dan ekonomi. Muslim yang baik,,, dalam hatinya pati ada kepedulian terhadap  hal ini. Ingin saudaranya sesama Muslim punya ekonomi yang mapan, makmur, makan dengan baik, anak-anaknya sekolah dan kuliah bisa setinggi-tiingginya dan terdidik. Bagi Umat Islam yang tidak ada nifak dalam hatinya, pasti punya concern disana. Ini bagi yang benar-benar beriman, yang benar-benar tidak ada keraguan dalam berIslam,. Bukan yang imannya dalam perbatasan antara iman atau tidak iman.

Banyak manfaatnya bila umat Islam bisa menguasai eknomi Indonesia. Bahkan ada sebuah pemdapat, bila anda menguasai ekonimi, maka bisa menguasai nyaris semuanya.Dalam hal ini kuncinya umat Islam harus bangkit dan menguasai bisnis, mengendalikan pasar. Meemang rata-rata umat Islam modal uangnya kecil, namun dengan sinergi tentu bisa menjadi kekuatan yang besar.

Tip atau kiat agar Islam bisa bangkit dalam dunia bisnisdan menguasai bisnis nasional.

1.  Rahasia Pertama, Jaringan Distribusi

Buatlah dan bangun jaringan  distribusi sendiri. Distribusi atau jaringan penjualan adalah ujung tombak bisnis. Kenapa orang China ekonimi kuat, karena ia punya jaringan pedagang di semua kota di Indonesia. Mereka adalah hopeng, kawan-kawan yang terpencar di sleuruh kota secara nasional. Meeka biasanya jadikan itu sebagai distriobutor utama per kota dan kemudian menunjuk sub distributor dibawahnya. Dengan jaringan atau jaringan pipa distribusi inilah mereka bisa menguasai produk apa saja.

Umat Islam dan pemuda Islam juga bisa seperti itu. Mulai bangun dan dirikankan jaringan distribusi kelas nasional dan seluruh Indonesia. caranya tidak sulit. Misalnya sesama alumni selolah atau pesantren, jadikan kawan lama-kawan lama atau teman sekolah Muslim Anda sebagai jaringan
distributor anda yang mewakili tiap kota.. Misalnya ada 50 orang di 50 kota dan masing-masing punya toko dan jsub jaringan dibawahnya, maka itu sudah akan menjadi kekuatan distribusi yang hebat. Produknya bisa saling tukar menukar, dan bisa banyak produk. Ibaratnya itu adalah sebuah pipa yang bisa dimasuki apa saja, bisa lancar dialirkan kemana saja. Jaringan itu harus solid, punya satu visi, satu pengertian. Misalnya dari Jogja atau dari Jakarta ada yang bisa membuat produk tertentu atau bisa mengimpor produk tertentu, maka bisa dijual ke sleuruh Indonesia dan jadikanlah kawan jaringan anda sebagai distribusi. InsyaAlloh akan sukses.

2. Rahasia Kedua, Bikinlah produk sendiri, memproduksi

Agar Umat Islam bisa bangkit, alangkah lebih baik kalau bidang produksi bisa dikuasai oleh muat Islam, dari mulai beras, kebutuhan pokok, bajui, dan perlengkapan rumah tangga lainnya. termasuk buku2 dan semuianya, makanan dan minuman. Usahakan orang Islam juga menguasai pabrikasi atau manufakturnya. Jangan hanya konsumsi melulu. Umay Islam harus bisa membuat, tertmasuk properti, perumahan, ruko-ruko, dan sejenisnya. Kalau sudah bisa produksi, pelan-pelan juga harus menggunakan jalur distribusi yang dimiliki orang Islam, Berdayakan sesama usahawan Muslim.

Untuk bisa produksi, bisa banyak belajar. Dan tahap awal juga bisa melakukan impor, misalnya impor elektronik dari China, dan sebagainya,. Belajar juga bisa dari perusahaan dimana Anda bekerja. Kalau bisa menguasaui bidang produksi, biasanya profit keuntungan lebih besar dan biasanya bisa memperkerjakan banyak orang.

.
3. Jangan Cepat Puas, besarkan bisnis Anda untuk kepentingan umat.

Kelemahan kita umat Islam, biasanya cepat puas. Punya pendapatan Rp 10 juta langsung puas dan tinggi hati. Punya mobil satu terus sombong dan tak mau kerja keras lagi. Mestinya kita bekerja keras, bukan semata untuk materi dan untuk kita, namun juga untuk menolong umat Islam. Banyak warga Muslim yang miskin dan tidak punya pekerjaan. Banyak umat Islam yang hidupnya menjadi babu, pembantu orang Non Muslim dan untuk bisa sholat saja susah sekali. Jangan cepat puas, cepat tinggi hati dan kembangkan bisnis Anda untuk kepentingan umat Islam secara luas.

4. Keempat, Bangunlah Perusahan besar Bersistem Baik, jangan hanya UKM

Harus diakui, dari 1000 peruisahaan besar di Indonesia, yang dimiliki pengusaha Muslim tak sampai 50 perusahaan. Sangat sedikit. Umat Islam bisnisnya hanya kelas warungan, kelas toko, kelas pinggir jalan. Bisnis yang cenderung ecejk0-ecek dan tidak punya sistem. Ketika pemiliknya nggak beekerja, bisnisnya juga stop./ Beda dengan orang2 China yang bisnisnya kelas korporat dan sudah dibangun sistem. Pemiliknya walaupun jalan2 ke luar negeri 3 builan, bisnisnya tetap jalan karena sistem organisasi berjalan baik. sistem penjualan dan aturan perusahaan sudah dibuat rapi. Inilah kelemahan umat Islam dalam bisnis. Mindset-nya hanya punya usaha warungan dan belum punya cita2 tersistem menjadi perusahaan besar, membangun perusahaan bsar.

5. Suka berbagi dan besar bersama karyawannya.

Saya punya relasi pengusaha Muslim yang sukses dan terus membesar hingga omset diatas Rp 400 miliar. Kuncinya, ia bisa membangun sistem yang baik dan mau berbagi hasil keuntungan perusahaan dengan karyawannya. Karyawannya sudah mendapatkan gaji layak dan THR. Namun diluar itu, tiap tutup tahun dan setelah dihitung keuntungan tahunan, ia mengembalikan 30% keuntungan perusahaan untuk dibagi ke semua kar\yawannya. Jadi karyawan mendapatkan bonus sesuai prestasi dan bonus tahunan sesuai keutungan perusahaan. Selain karuawan menjadi semangat kerja karena tahu hasilnya akan bagus dan mereka akan dibagian keuntungan, mereka juga akan loyal ke perusahaan.

6. Keenam, bangunlah perusahaan yang menjalankan prinsip dan nilai Islam. kalau kita ke mall yang dimiliki pengusaha China, lihatlah, mushollanya panas, kecil, sumpek, bau air yang nempel tikar. Mushola yang nggak layak. Lokasinya di pojok, jelek dan dekat tempat pipis. Jujur saja demikian. Ini karena pemiliknya bukan orang islam yang tidak mementingkan sholat dan nilai Islam. Terkadang pelayan pakai jilbab juga nggak boleh. Katanya dulu di Gramedia dan Lippo juga begitu, bagian pelayanan nggak boleh pakai jilbab. Inilah pentingnya orang Islam punya perusahaan besar sendiri dan terapkan nilai-nilai islam dii dalamnya.

7. Ketujuh, bersinergi dan atau bersatu

Umat Islam harus saling berbags bisnis, saling bertukar peluang bisnis, kalau perlu juga dengan pengusaha Muslim luar negeri. Jangan egois dengan sesama pengusaha Muslim.

8. Bangun kepercayaan atau trust, jangan menciderai janji.

Pada dasarnya bisnis ialah soal kepercayaan. Kalau ingin besar, tak ada jalan lain, harus dipercaya mitra.  Kalau janji mau deliver barang atau bayar hutang, harus tepat sesuai janjinya, Jangan melipat dari belakang dan menyakiti sesama pengusaha Muslim. Kalau sudah ada kepercayaan, bisnus meski tanpa modal bisa jalan, bisa nitip jualin dulu, bayar belakangan nggak apa2.

Sebagai renungan anda untuk berbisnis bagi pemuda Muslim:

\- Apakah anda tidak sedih sekarang semua mall dan pusat perbelanjaan dikuasai non Muslim? Kalau hari raya Natal, walaupun jumlah Krsiten sedikit tapi mall dihias seolah semua pengunjungnya Kristen? Apakah Anda tidak sedih, toko2 di mall-mall atau pusat perbelanjaan itu yang punya semua non Muslim sedangkan pemuda Muslim hanya menjadi tukang sapu, tukang parkir atau office boy? Ini kenyataan kan???

Apakah Anda tidak sedih, banyak anak Muslim yang nggak bisa kuliah, nggak pernah bisa makan enak, nggak bisa jalan-jalan, nggak bisa punya pakain yang layak? Sedang mereka non Muslim hidup serba menyuruh anak buahnya yang Muslim, ? Anak2 mereka ,kuliah tinggi dan bahkan di luar negeri? Makan selalu di resto yang enak?

Ini tujuan saya bukan mengompori Anda untuk marah, namun untuk membangun usaha dan bangunanlah kekuatan bisnis Islam.

Ayoooooo.. Pasti bisa. !!!!!!!!

Laa haula walaa quwata illa billahil aliyil adlim.

Cara Membangkitkan Ekonomi Warga Muslim



Buikan rahasia lagi,  walaupun jumlahnya banyak, umat Islam di Indonesia secara ekonomi dan bisnis sangat lemah. Jumlah penduduk Muslim Indonesia sekitar 90% dari total penduduk, namun dari kekuatan ekonomi, paling-paling hanya 20%. Sedangkan 80% dikendalikan non Muslim dan terutama warga Kristen/Katholik yang umumnya warga keturunan.

Tentunya itu menyedihkan. Bagi orang yang sungguh-sungguh ber-iman, tentu akan lebih nyaman kalau kita bisa punya sahabat dan rekan kerja, tertmasuk atasan/bos yang sama-sama beriman. Agar hidup lebih berkah. Bukan bos-bos pemilik perusahaan yang melarang atau membatasi sholat. Bukan bos yang tidak memberi kesempatan sholat jumlat. Bukan bos yang saat meeting waktu Ashar atau Zhuhur tidak mengijinkan untuk break sholat/. Juga bukan bos yang menggunakan sisa hasil usaha atau kentungan bisnis untuk mendanai kristenisasi atau membangun gereja-gereja. Juga bukan bos yang mendanai program-program anti Islam.

Seorang Muslim yang baik tentu ingin umat Islam bangkit secara akidah dan ekonomi. Muslim yang baik,,, dalam hatinya pati ada kepedulian terhadap  hal ini. Ingin saudaranya sesama Muslim punya ekonomi yang mapan, makmur, makan dengan baik, anak-anaknya sekolah dan kuliah bisa setinggi-tiingginya dan terdidik. Bagi Umat Islam yang tidak ada nifak dalam hatinya, pasti punya concern disana. Ini bagi yang benar-benar beriman, yang benar-benar tidak ada keraguan dalam berIslam,. Bukan yang imannya dalam perbatasan antara iman atau tidak iman.

Banyak manfaatnya bila umat Islam bisa menguasai eknomi Indonesia. Bahkan ada sebuah pemdapat, bila anda menguasai ekonimi, maka bisa menguasai nyaris semuanya.Dalam hal ini kuncinya umat Islam harus bangkit dan menguasai bisnis, mengendalikan pasar. Meemang rata-rata umat Islam modal uangnya kecil, namun dengan sinergi tentu bisa menjadi kekuatan yang besar.

Tip atau kiat agar Islam bisa bangkit dalam dunia bisnisdan menguasai bisnis nasional.

1.  Rahasia Pertama, Jaringan Distribusi

Buatlah dan bangun jaringan  distribusi sendiri. Distribusi atau jaringan penjualan adalah ujung tombak bisnis. Kenapa orang China ekonimi kuat, karena ia punya jaringan pedagang di semua kota di Indonesia. Mereka adalah hopeng, kawan-kawan yang terpencar di sleuruh kota secara nasional. Meeka biasanya jadikan itu sebagai distriobutor utama per kota dan kemudian menunjuk sub distributor dibawahnya. Dengan jaringan atau jaringan pipa distribusi inilah mereka bisa menguasai produk apa saja.

Umat Islam dan pemuda Islam juga bisa seperti itu. Mulai bangun dan dirikankan jaringan distribusi kelas nasional dan seluruh Indonesia. caranya tidak sulit. Misalnya sesama alumni selolah atau pesantren, jadikan kawan lama-kawan lama atau teman sekolah Muslim Anda sebagai jaringan
distributor anda yang mewakili tiap kota.. Misalnya ada 50 orang di 50 kota dan masing-masing punya toko dan jsub jaringan dibawahnya, maka itu sudah akan menjadi kekuatan distribusi yang hebat. Produknya bisa saling tukar menukar, dan bisa banyak produk. Ibaratnya itu adalah sebuah pipa yang bisa dimasuki apa saja, bisa lancar dialirkan kemana saja. Jaringan itu harus solid, punya satu visi, satu pengertian. Misalnya dari Jogja atau dari Jakarta ada yang bisa membuat produk tertentu atau bisa mengimpor produk tertentu, maka bisa dijual ke sleuruh Indonesia dan jadikanlah kawan jaringan anda sebagai distribusi. InsyaAlloh akan sukses.

2. Rahasia Kedua, Bikinlah produk sendiri, memproduksi

Agar Umat Islam bisa bangkit, alangkah lebih baik kalau bidang produksi bisa dikuasai oleh muat Islam, dari mulai beras, kebutuhan pokok, bajui, dan perlengkapan rumah tangga lainnya. termasuk buku2 dan semuianya, makanan dan minuman. Usahakan orang Islam juga menguasai pabrikasi atau manufakturnya. Jangan hanya konsumsi melulu. Umay Islam harus bisa membuat, tertmasuk properti, perumahan, ruko-ruko, dan sejenisnya. Kalau sudah bisa produksi, pelan-pelan juga harus menggunakan jalur distribusi yang dimiliki orang Islam, Berdayakan sesama usahawan Muslim.

Untuk bisa produksi, bisa banyak belajar. Dan tahap awal juga bisa melakukan impor, misalnya impor elektronik dari China, dan sebagainya,. Belajar juga bisa dari perusahaan dimana Anda bekerja. Kalau bisa menguasaui bidang produksi, biasanya profit keuntungan lebih besar dan biasanya bisa memperkerjakan banyak orang.

.
3. Jangan Cepat Puas, besarkan bisnis Anda untuk kepentingan umat.

Kelemahan kita umat Islam, biasanya cepat puas. Punya pendapatan Rp 10 juta langsung puas dan tinggi hati. Punya mobil satu terus sombong dan tak mau kerja keras lagi. Mestinya kita bekerja keras, bukan semata untuk materi dan untuk kita, namun juga untuk menolong umat Islam. Banyak warga Muslim yang miskin dan tidak punya pekerjaan. Banyak umat Islam yang hidupnya menjadi babu, pembantu orang Non Muslim dan untuk bisa sholat saja susah sekali. Jangan cepat puas, cepat tinggi hati dan kembangkan bisnis Anda untuk kepentingan umat Islam secara luas.

4. Keempat, Bangunlah Perusahan besar Bersistem Baik, jangan hanya UKM

Harus diakui, dari 1000 peruisahaan besar di Indonesia, yang dimiliki pengusaha Muslim tak sampai 50 perusahaan. Sangat sedikit. Umat Islam bisnisnya hanya kelas warungan, kelas toko, kelas pinggir jalan. Bisnis yang cenderung ecejk0-ecek dan tidak punya sistem. Ketika pemiliknya nggak beekerja, bisnisnya juga stop./ Beda dengan orang2 China yang bisnisnya kelas korporat dan sudah dibangun sistem. Pemiliknya walaupun jalan2 ke luar negeri 3 builan, bisnisnya tetap jalan karena sistem organisasi berjalan baik. sistem penjualan dan aturan perusahaan sudah dibuat rapi. Inilah kelemahan umat Islam dalam bisnis. Mindset-nya hanya punya usaha warungan dan belum punya cita2 tersistem menjadi perusahaan besar, membangun perusahaan bsar.

5. Suka berbagi dan besar bersama karyawannya.

Saya punya relasi pengusaha Muslim yang sukses dan terus membesar hingga omset diatas Rp 400 miliar. Kuncinya, ia bisa membangun sistem yang baik dan mau berbagi hasil keuntungan perusahaan dengan karyawannya. Karyawannya sudah mendapatkan gaji layak dan THR. Namun diluar itu, tiap tutup tahun dan setelah dihitung keuntungan tahunan, ia mengembalikan 30% keuntungan perusahaan untuk dibagi ke semua kar\yawannya. Jadi karyawan mendapatkan bonus sesuai prestasi dan bonus tahunan sesuai keutungan perusahaan. Selain karuawan menjadi semangat kerja karena tahu hasilnya akan bagus dan mereka akan dibagian keuntungan, mereka juga akan loyal ke perusahaan.

6. Keenam, bangunlah perusahaan yang menjalankan prinsip dan nilai Islam. kalau kita ke mall yang dimiliki pengusaha China, lihatlah, mushollanya panas, kecil, sumpek, bau air yang nempel tikar. Mushola yang nggak layak. Lokasinya di pojok, jelek dan dekat tempat pipis. Jujur saja demikian. Ini karena pemiliknya bukan orang islam yang tidak mementingkan sholat dan nilai Islam. Terkadang pelayan pakai jilbab juga nggak boleh. Katanya dulu di Gramedia dan Lippo juga begitu, bagian pelayanan nggak boleh pakai jilbab. Inilah pentingnya orang Islam punya perusahaan besar sendiri dan terapkan nilai-nilai islam dii dalamnya.

7. Ketujuh, bersinergi dan atau bersatu

Umat Islam harus saling berbags bisnis, saling bertukar peluang bisnis, kalau perlu juga dengan pengusaha Muslim luar negeri. Jangan egois dengan sesama pengusaha Muslim.

8. Bangun kepercayaan atau trust, jangan menciderai janji.

Pada dasarnya bisnis ialah soal kepercayaan. Kalau ingin besar, tak ada jalan lain, harus dipercaya mitra.  Kalau janji mau deliver barang atau bayar hutang, harus tepat sesuai janjinya, Jangan melipat dari belakang dan menyakiti sesama pengusaha Muslim. Kalau sudah ada kepercayaan, bisnus meski tanpa modal bisa jalan, bisa nitip jualin dulu, bayar belakangan nggak apa2.

Sebagai renungan anda untuk berbisnis bagi pemuda Muslim:

\- Apakah anda tidak sedih sekarang semua mall dan pusat perbelanjaan dikuasai non Muslim? Kalau hari raya Natal, walaupun jumlah Krsiten sedikit tapi mall dihias seolah semua pengunjungnya Kristen? Apakah Anda tidak sedih, toko2 di mall-mall atau pusat perbelanjaan itu yang punya semua non Muslim sedangkan pemuda Muslim hanya menjadi tukang sapu, tukang parkir atau office boy? Ini kenyataan kan???

Apakah Anda tidak sedih, banyak anak Muslim yang nggak bisa kuliah, nggak pernah bisa makan enak, nggak bisa jalan-jalan, nggak bisa punya pakain yang layak? Sedang mereka non Muslim hidup serba menyuruh anak buahnya yang Muslim, ? Anak2 mereka ,kuliah tinggi dan bahkan di luar negeri? Makan selalu di resto yang enak?

Ini tujuan saya bukan mengompori Anda untuk marah, namun untuk membangun usaha dan bangunanlah kekuatan bisnis Islam.

Ayoooooo.. Pasti bisa. !!!!!!!!

Laa haula walaa quwata illa billahil aliyil adlim.

Strategi Kebangkitan Bisnis Umat Islam



Buikan rahasia lagi,  walaupun jumlahnya banyak, umat Islam di Indonesia secara ekonomi dan bisnis sangat lemah. Jumlah penduduk Muslim Indonesia sekitar 90% dari total penduduk, namun dari kekuatan ekonomi, paling-paling hanya 20%. Sedangkan 80% dikendalikan non Muslim dan terutama warga Kristen/Katholik yang umumnya warga keturunan.

Tentunya itu menyedihkan. Bagi orang yang sungguh-sungguh ber-iman, tentu akan lebih nyaman kalau kita bisa punya sahabat dan rekan kerja, tertmasuk atasan/bos yang sama-sama beriman. Agar hidup lebih berkah. Bukan bos-bos pemilik perusahaan yang melarang atau membatasi sholat. Bukan bos yang tidak memberi kesempatan sholat jumlat. Bukan bos yang saat meeting waktu Ashar atau Zhuhur tidak mengijinkan untuk break sholat/. Juga bukan bos yang menggunakan sisa hasil usaha atau kentungan bisnis untuk mendanai kristenisasi atau membangun gereja-gereja. Juga bukan bos yang mendanai program-program anti Islam.

Seorang Muslim yang baik tentu ingin umat Islam bangkit secara akidah dan ekonomi. Muslim yang baik,,, dalam hatinya pati ada kepedulian terhadap  hal ini. Ingin saudaranya sesama Muslim punya ekonomi yang mapan, makmur, makan dengan baik, anak-anaknya sekolah dan kuliah bisa setinggi-tiingginya dan terdidik. Bagi Umat Islam yang tidak ada nifak dalam hatinya, pasti punya concern disana. Ini bagi yang benar-benar beriman, yang benar-benar tidak ada keraguan dalam berIslam,. Bukan yang imannya dalam perbatasan antara iman atau tidak iman.

Banyak manfaatnya bila umat Islam bisa menguasai eknomi Indonesia. Bahkan ada sebuah pemdapat, bila anda menguasai ekonimi, maka bisa menguasai nyaris semuanya.Dalam hal ini kuncinya umat Islam harus bangkit dan menguasai bisnis, mengendalikan pasar. Meemang rata-rata umat Islam modal uangnya kecil, namun dengan sinergi tentu bisa menjadi kekuatan yang besar.

Tip atau kiat agar Islam bisa bangkit dalam dunia bisnisdan menguasai bisnis nasional.

1.  Rahasia Pertama, Jaringan Distribusi

Buatlah dan bangun jaringan  distribusi sendiri. Distribusi atau jaringan penjualan adalah ujung tombak bisnis. Kenapa orang China ekonimi kuat, karena ia punya jaringan pedagang di semua kota di Indonesia. Mereka adalah hopeng, kawan-kawan yang terpencar di sleuruh kota secara nasional. Meeka biasanya jadikan itu sebagai distriobutor utama per kota dan kemudian menunjuk sub distributor dibawahnya. Dengan jaringan atau jaringan pipa distribusi inilah mereka bisa menguasai produk apa saja.

Umat Islam dan pemuda Islam juga bisa seperti itu. Mulai bangun dan dirikankan jaringan distribusi kelas nasional dan seluruh Indonesia. caranya tidak sulit. Misalnya sesama alumni selolah atau pesantren, jadikan kawan lama-kawan lama atau teman sekolah Muslim Anda sebagai jaringan
distributor anda yang mewakili tiap kota.. Misalnya ada 50 orang di 50 kota dan masing-masing punya toko dan jsub jaringan dibawahnya, maka itu sudah akan menjadi kekuatan distribusi yang hebat. Produknya bisa saling tukar menukar, dan bisa banyak produk. Ibaratnya itu adalah sebuah pipa yang bisa dimasuki apa saja, bisa lancar dialirkan kemana saja. Jaringan itu harus solid, punya satu visi, satu pengertian. Misalnya dari Jogja atau dari Jakarta ada yang bisa membuat produk tertentu atau bisa mengimpor produk tertentu, maka bisa dijual ke sleuruh Indonesia dan jadikanlah kawan jaringan anda sebagai distribusi. InsyaAlloh akan sukses.

2. Rahasia Kedua, Bikinlah produk sendiri, memproduksi

Agar Umat Islam bisa bangkit, alangkah lebih baik kalau bidang produksi bisa dikuasai oleh muat Islam, dari mulai beras, kebutuhan pokok, bajui, dan perlengkapan rumah tangga lainnya. termasuk buku2 dan semuianya, makanan dan minuman. Usahakan orang Islam juga menguasai pabrikasi atau manufakturnya. Jangan hanya konsumsi melulu. Umay Islam harus bisa membuat, tertmasuk properti, perumahan, ruko-ruko, dan sejenisnya. Kalau sudah bisa produksi, pelan-pelan juga harus menggunakan jalur distribusi yang dimiliki orang Islam, Berdayakan sesama usahawan Muslim.

Untuk bisa produksi, bisa banyak belajar. Dan tahap awal juga bisa melakukan impor, misalnya impor elektronik dari China, dan sebagainya,. Belajar juga bisa dari perusahaan dimana Anda bekerja. Kalau bisa menguasaui bidang produksi, biasanya profit keuntungan lebih besar dan biasanya bisa memperkerjakan banyak orang.

.
3. Jangan Cepat Puas, besarkan bisnis Anda untuk kepentingan umat.

Kelemahan kita umat Islam, biasanya cepat puas. Punya pendapatan Rp 10 juta langsung puas dan tinggi hati. Punya mobil satu terus sombong dan tak mau kerja keras lagi. Mestinya kita bekerja keras, bukan semata untuk materi dan untuk kita, namun juga untuk menolong umat Islam. Banyak warga Muslim yang miskin dan tidak punya pekerjaan. Banyak umat Islam yang hidupnya menjadi babu, pembantu orang Non Muslim dan untuk bisa sholat saja susah sekali. Jangan cepat puas, cepat tinggi hati dan kembangkan bisnis Anda untuk kepentingan umat Islam secara luas.

4. Keempat, Bangunlah Perusahan besar Bersistem Baik, jangan hanya UKM

Harus diakui, dari 1000 peruisahaan besar di Indonesia, yang dimiliki pengusaha Muslim tak sampai 50 perusahaan. Sangat sedikit. Umat Islam bisnisnya hanya kelas warungan, kelas toko, kelas pinggir jalan. Bisnis yang cenderung ecejk0-ecek dan tidak punya sistem. Ketika pemiliknya nggak beekerja, bisnisnya juga stop./ Beda dengan orang2 China yang bisnisnya kelas korporat dan sudah dibangun sistem. Pemiliknya walaupun jalan2 ke luar negeri 3 builan, bisnisnya tetap jalan karena sistem organisasi berjalan baik. sistem penjualan dan aturan perusahaan sudah dibuat rapi. Inilah kelemahan umat Islam dalam bisnis. Mindset-nya hanya punya usaha warungan dan belum punya cita2 tersistem menjadi perusahaan besar, membangun perusahaan bsar.

5. Suka berbagi dan besar bersama karyawannya.

Saya punya relasi pengusaha Muslim yang sukses dan terus membesar hingga omset diatas Rp 400 miliar. Kuncinya, ia bisa membangun sistem yang baik dan mau berbagi hasil keuntungan perusahaan dengan karyawannya. Karyawannya sudah mendapatkan gaji layak dan THR. Namun diluar itu, tiap tutup tahun dan setelah dihitung keuntungan tahunan, ia mengembalikan 30% keuntungan perusahaan untuk dibagi ke semua kar\yawannya. Jadi karyawan mendapatkan bonus sesuai prestasi dan bonus tahunan sesuai keutungan perusahaan. Selain karuawan menjadi semangat kerja karena tahu hasilnya akan bagus dan mereka akan dibagian keuntungan, mereka juga akan loyal ke perusahaan.

6. Keenam, bangunlah perusahaan yang menjalankan prinsip dan nilai Islam. kalau kita ke mall yang dimiliki pengusaha China, lihatlah, mushollanya panas, kecil, sumpek, bau air yang nempel tikar. Mushola yang nggak layak. Lokasinya di pojok, jelek dan dekat tempat pipis. Jujur saja demikian. Ini karena pemiliknya bukan orang islam yang tidak mementingkan sholat dan nilai Islam. Terkadang pelayan pakai jilbab juga nggak boleh. Katanya dulu di Gramedia dan Lippo juga begitu, bagian pelayanan nggak boleh pakai jilbab. Inilah pentingnya orang Islam punya perusahaan besar sendiri dan terapkan nilai-nilai islam dii dalamnya.

7. Ketujuh, bersinergi dan atau bersatu

Umat Islam harus saling berbags bisnis, saling bertukar peluang bisnis, kalau perlu juga dengan pengusaha Muslim luar negeri. Jangan egois dengan sesama pengusaha Muslim.

8. Bangun kepercayaan atau trust, jangan menciderai janji.

Pada dasarnya bisnis ialah soal kepercayaan. Kalau ingin besar, tak ada jalan lain, harus dipercaya mitra.  Kalau janji mau deliver barang atau bayar hutang, harus tepat sesuai janjinya, Jangan melipat dari belakang dan menyakiti sesama pengusaha Muslim. Kalau sudah ada kepercayaan, bisnus meski tanpa modal bisa jalan, bisa nitip jualin dulu, bayar belakangan nggak apa2.

Sebagai renungan anda untuk berbisnis bagi pemuda Muslim:

\- Apakah anda tidak sedih sekarang semua mall dan pusat perbelanjaan dikuasai non Muslim? Kalau hari raya Natal, walaupun jumlah Krsiten sedikit tapi mall dihias seolah semua pengunjungnya Kristen? Apakah Anda tidak sedih, toko2 di mall-mall atau pusat perbelanjaan itu yang punya semua non Muslim sedangkan pemuda Muslim hanya menjadi tukang sapu, tukang parkir atau office boy? Ini kenyataan kan???

Apakah Anda tidak sedih, banyak anak Muslim yang nggak bisa kuliah, nggak pernah bisa makan enak, nggak bisa jalan-jalan, nggak bisa punya pakain yang layak? Sedang mereka non Muslim hidup serba menyuruh anak buahnya yang Muslim, ? Anak2 mereka ,kuliah tinggi dan bahkan di luar negeri? Makan selalu di resto yang enak?

Ini tujuan saya bukan mengompori Anda untuk marah, namun untuk membangun usaha dan bangunanlah kekuatan bisnis Islam.

Ayoooooo.. Pasti bisa. !!!!!!!!

Laa haula walaa quwata illa billahil aliyil adlim.





Kristenisasi Lewat Jalur Politik


Irena Handono
khabarislam.wordpress.com. “Salib itu kan perlambang hablumminallah dan hablumminannas seperti di Islam. Dan salib itu juga lambang berserah diri, yang juga menjadi salah satu hakikat ajaran Islam,” jelas Asrianty Puwantini, caleg �kontroversial� PDS dari Jawa Timur.
Akhir-akhir ini heboh beredar di internet, televisi swasta, berita tentang caleg wanita Partai Damai Sejahtera (PDS) yang memakai jilbab. Kemudian pertanyaan yang mencuat adalah apakah ini merupakan salah satu dari upaya kristenisasi yang mana mereka saat ini menempuh jalur partai politik?
Dengarlah apa yang disampaikan ahli etika Kristen Pendeta Dr.Verkuil yang berujar bahwa berpolitik bagi warga gereja merupakan pengabdian kepada Kristus Kepala Gereja. Dengan kata lain, kehadiran Kristen di panggung politik adalah suatu panggilan yang wajib ditunaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban iman.
Pecah belah suara umat Islam
Terbukanya kesempatan untuk membuat partai-partai baru di era reformasi, membuat suara umat islam yang dahulu terkerucut pada satu partai yakni PPP (Partai Persatuan Pembangunan) menjadi terpecah belah kepada sekian banyak partai. Kondisi ini sejenak terasa bagaikan angin segar bagi perpolitikan di Indonesia namun sesungguhnya justru sebaliknya. Disaat umat Islam sibuk dibingungkan dengan berbagai partai, di iming-iming seolah-olah setiap orang bisa duduk di kursi legeslatif. Sementara disisi lain umat kristen merapatkan diri hanya mendukung satu partai. Ketika partai kristen ini melampaui jauh batas minimum suara untuk dapatkan kursi legeslatif, maka partai-partai umat islam hanya mendapatkan suara yang tidak memenuhi kuota, dan akhirnya tidak mampu menyaingi partai kristen untuk berkuasa dalam parlemen.
Kita lihat saja, perimbangan keterwakilan kaum muslimin di parlemen sampai sekarang ini masih jauh dari proporsional dibandingkan dengan kristen. Kalau jumlah non muslim di negeri ini tidak lebih dari 20% maka semestinya jumlah mereka di parlemen tidak lebih dari 20% pula. Tetapi kenyataan proses dan hasil pemilu beberapa kali di negeri ini, kalangan kristen dapat masuk ke senayan bahkan dengan menaiki kendaraan partai yang beraroma Islam.
Politik Kristen
�Berpolitik bagi warga gereja merupakan pengabdian kepada Kristus�, Pendeta Dr.Verkuil.
Perlu diketahui bahwa Politik Kristen tidak menyangkut PDS saja. Di awal lahirnya negara ini, ada Parkindo (Partai Kristen Indonesia), yang kemudian dimasa rezim Orde Baru, Parkindo meleburkan diri dalam PDI (Partai Demokrasi Indonesia). Ketika memasuki Era Reformasi diberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga negara membentuk partai-partai politik, orang-orang Kristen pun tidak ketinggalan menyambutnya. Mereka merasa berhak dan berkewajiban membentuk partai dengan nilai-nilai kekristenan. Maka lahirlah belasan partai kristen, walau dalam Pemilu hanya PDKB (Partai Demokrasi Kasih Bangsa) (1999) dan PDS (Partai Damai Sejahtera) (2004) yang berhasil mengikutinya. Keduanya berhasil mendudukkan wakil-wakilnya di DPR-RI.
Kristen secara politik mengenal sistem bipolar. Yang terdiri atas kutub konsentrasi dan kutub polarisasi. Kutub konsentrasi, adalah dengan maksud bahwa supaya ummat kristen punya perwakilan, mempunyai suara di legeslatif sehingga berangkat dari pemikiran ini umat kristen harus punya partai. Umat kristen di konsentrasikan untuk memilih PDS dengan tujuan agar PDS punya suara cukup besar hingga memiliki kursi di parlemen.
Kutub polarisasi, adalah bahwa tidak semua tokoh kristen harus masuk PDS. Semua tokoh kristen harus menyebar ke partai-partai yang ada untuk mewarnai, mempengaruhi partai-partai yg lain. Partai-partai yang menjadi target ini adalah partai-partai terbuka yang bisa menerima orang kristen. Hal inilah yang tidak diketahui oleh umat Islam.
Kedua kutub tersebut bermuara pada sebuah lembaga yang disebut FKKI (Forum Komunikasi Kristen Indonesia), lembaga tempat bersatunya seluruh kristen apapun partainya. Jadi bukanlah mustahil jika dikatakan sesungguhnya partai kristen mengetahui apa rahasia di partai-partai yang lain.
Maka sesungguhnya program kristenisasi yang berbahaya adalah program kristenisasi secara tidak langsung. Partai kristen menyadari bahwa mereka secara jumlah adalah minoritas, maka mustahil untuk meraih massa namun target mereka adalah �Tidak kuasai massa tapi kuasai sistem�. Sehingga cara yang diambil adalah bagaimana masuk dalam partai-partai yang ada dan menguasai partai-partai tersebut. Jika sistem mereka pegang maka mereka juga akan kuasai hal-hal yang lain dan otomatis massa itu sendiri akan terkendalikan.
Caleg PDS berjilbab
Partai Damai Sejahtera (PDS) walaupun secara jelas menunjukkan identitasnya dengan tanda gambar salib, namun terdaftar sebagai partai terbuka. Mereka membuka diri bagi orang Islam dengan memberikan porsi 20% kepada kalangan muslim. Dan justru yang dibidik adalah caleg dari kalangan muslimah. Mengapa demikian?
Ketika umat kristen akan menjalankan misinya �mencari domba-domba tersesat� dengan jalan antara lain mendirikan gereja, mengadakan bakti sosial, dll, seringkali mendapat ganjalan dari umat Islam dan terbentur dengan perundang-undangan yang berlaku. Namun jika yang mewakili umat kristen ini adalah seorang muslim untuk berhadapan dengan umat islam dan aparat pemerintah, maka hasilnya tentu akan lain. Maka kita tidak heran jika di suatu daerah ada pendirian gereja ilegal namun didukung mati-matian oleh tokoh muslim yang notabene dia ustad atau pimpinan pondok pesantren.
Artinya, ada kesengajaan partai kristen dalam merekrut caleg muslim dengan tujuan agar mereka menjadi ujung tombak untuk menentang syariat islam. Maka bukan orang kristen sendiri yang harus berhadapan dengan para aparat pemerintah tapi orang-orang muslim dalam partai kristen yg akan berhadapan.
Lalu apakah mungkin menyuarakan kepentingan umat Islam melalui partai kristen? Ini adalah hal yang mustahil. Ketika seorang muslim menjadi caleg PDS maka mustahil dia akan mampu memperjuangkan kebijakan-kebijakan demi kebaikan umat. Segala perundangan yang berbau syariah secara tegas ditolak oleh partai kristen. Contoh, Perbankan Syariah dan UU Anti Pornografi dan Pornoaksi. Walaupun keduanya membawa kemaslahatan bagi masyarakat secara umum, namun ditolak dengan alasan �menggelikan� bahwa NKRI bukan negara agama.
PDI-P sebagai partai sekuler dan PDS yang mengatakan sebagai partai kristen secara konsisten mereka menolak syariah Islam untuk diterapkan oleh negara. Itu semua mereka sampaikan secara terbuka dan tegas. Setiap UU yang melanggar prinsip sekulerisme dan berbau syariah mereka tolak dengan gigih. Sekulerisme harga mati, syariah Islam wajib ditolak! Sementara sikap politisi Islam masih terlihat segan dan tidak tegas untuk katakan akan memperjuangkan syariah Islam. Bahkan terkadang bicara syariah Islampun enggan.

KH Muhammad Najih Tak Rela PPP Berkoalisi dengan Partai Anti Islam

KH Muhammad Najih Tak Rela PPP Berkoalisi dengan Partai Anti Islam

07 May 2014
Serang – FPI: Putra pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar, Sarang Rembang KH Maimoen Zubair, KH Muhammad Najih MZ secara tegas menolak bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) Joko Widodo atau Jokowi. Menurut Gus Najih, panggilan akrabnya, tidak rela PPP berkoaliasi dengan partai kaum abangan yang anti Islam.
Gus Najih mengutarakan, PPP sangat gigih menolak aliran-aliran sesat di Indonesia, memperjuangkan RUU Pornoaksi-Pornografi, UU Pendidikan dan UU lainnya yang berbau Islami. Ia mencohkan sikap anti Islam PDIP seperti UU Pendidikan mereka walk out, UU Bank Syariah, UU Ekonomi Syariah mereka tidak setuju, UU Pornografi juga mereka tidak setuju.
Berikut ini pernyataan sikap KH Muhammad Najib MZ, yang dipublikasikan melalui Tarqiyah Online, terkait penolakan capres Jokowi :

Fatwa KH. NAJIH MAIMOEN ZUBER
Untuk Kaum Muslimim dan Partai Islam
Terkait Pencapresan JOKOWI
  • Saya menolak adanya pergerakan para elite politik PPP yang mewacanakan PPP berkoalisi dengan PDI-P yang mengusung Jokowi sebagai Capres. Saya tidak rela PPP berkoaliasi dengan partai kaum abangan yang anti islam.
  • Sebagai satu-satunya Partai Islam yang masih konsis, platform PPP jelas berbeda dengan ideologi dan platform PDI-P. Betapa gigihnya PPP menolak aliran- aliran sesat di Indonesia, memperjuangkan RUU Pornoaksi-Pornografi, UU Pendidikan dan UU lainnya yang berbau islami. Sementara PDIP adalah partai yang anti Islam. Hal itu dibuktikan dari berbagai produk legislasi Islami yang coba dijegal oleh PDIP.
  • Semua RUU yang diajukan PPP ke DPR dan berbau Islami pasti PDI menolaknya. UU Pendidikan mereka walk out, UU Bank Syariah, UU Ekonomi Syariah mereka tidak setuju, UUPornografi juga mereka tidak setuju. Nah, sekarang UU Jaminan Produk Halal untuk makanan dan obat-obatan mereka juga tidak setuju.
  • Selain itu, dalam pemilu 2014 lalu, PDI-P memasang 52% caleg non Muslim dalam Daftar Caleg Tetap-nya. PDI-P sendiri sebenarnya merupakan fusi dari partai Nasionalis dan partai Kristen seperti IPKI, PNI, Murba, Partai Katolik, dan Parkindo (Partai Kristen Indonesia).
  • Disisi lain, pencapresan Jokowi tidak didukung oleh prestasi, kinerja, dan hasil positif. Dalam pertarungan pilpres nanti, pasti rakyat akan melihat hasil kerja, bukan pencitraan.
  • Sebagai partai Islam, harusnya PPP merasa hina, berkoalisi dengan partai yang anti Islam, mendukung capres yang menjadi boneka Barat-Zionis-mafia China, ataukah hanya demi uang, para elite politik itu telah mengkhianati amanat para sesepuh pendiri PPP dengan menggadaikan ideologi PPP..?!
Sarang,1 Mei 2014
H. Muhammad Najih
Wallahu A‘lam.