Jumat, 23 Januari 2015

Kunci Sukses Kebangkitan Bisnis Muslim



Buikan rahasia lagi,  walaupun jumlahnya banyak, umat Islam di Indonesia secara ekonomi dan bisnis sangat lemah. Jumlah penduduk Muslim Indonesia sekitar 90% dari total penduduk, namun dari kekuatan ekonomi, paling-paling hanya 20%. Sedangkan 80% dikendalikan non Muslim dan terutama warga Kristen/Katholik yang umumnya warga keturunan.

Tentunya itu menyedihkan. Bagi orang yang sungguh-sungguh ber-iman, tentu akan lebih nyaman kalau kita bisa punya sahabat dan rekan kerja, tertmasuk atasan/bos yang sama-sama beriman. Agar hidup lebih berkah. Bukan bos-bos pemilik perusahaan yang melarang atau membatasi sholat. Bukan bos yang tidak memberi kesempatan sholat jumlat. Bukan bos yang saat meeting waktu Ashar atau Zhuhur tidak mengijinkan untuk break sholat/. Juga bukan bos yang menggunakan sisa hasil usaha atau kentungan bisnis untuk mendanai kristenisasi atau membangun gereja-gereja. Juga bukan bos yang mendanai program-program anti Islam.

Seorang Muslim yang baik tentu ingin umat Islam bangkit secara akidah dan ekonomi. Muslim yang baik,,, dalam hatinya pati ada kepedulian terhadap  hal ini. Ingin saudaranya sesama Muslim punya ekonomi yang mapan, makmur, makan dengan baik, anak-anaknya sekolah dan kuliah bisa setinggi-tiingginya dan terdidik. Bagi Umat Islam yang tidak ada nifak dalam hatinya, pasti punya concern disana. Ini bagi yang benar-benar beriman, yang benar-benar tidak ada keraguan dalam berIslam,. Bukan yang imannya dalam perbatasan antara iman atau tidak iman.

Banyak manfaatnya bila umat Islam bisa menguasai eknomi Indonesia. Bahkan ada sebuah pemdapat, bila anda menguasai ekonimi, maka bisa menguasai nyaris semuanya.Dalam hal ini kuncinya umat Islam harus bangkit dan menguasai bisnis, mengendalikan pasar. Meemang rata-rata umat Islam modal uangnya kecil, namun dengan sinergi tentu bisa menjadi kekuatan yang besar.

Tip atau kiat agar Islam bisa bangkit dalam dunia bisnisdan menguasai bisnis nasional.

1.  Rahasia Pertama, Jaringan Distribusi

Buatlah dan bangun jaringan  distribusi sendiri. Distribusi atau jaringan penjualan adalah ujung tombak bisnis. Kenapa orang China ekonimi kuat, karena ia punya jaringan pedagang di semua kota di Indonesia. Mereka adalah hopeng, kawan-kawan yang terpencar di sleuruh kota secara nasional. Meeka biasanya jadikan itu sebagai distriobutor utama per kota dan kemudian menunjuk sub distributor dibawahnya. Dengan jaringan atau jaringan pipa distribusi inilah mereka bisa menguasai produk apa saja.

Umat Islam dan pemuda Islam juga bisa seperti itu. Mulai bangun dan dirikankan jaringan distribusi kelas nasional dan seluruh Indonesia. caranya tidak sulit. Misalnya sesama alumni selolah atau pesantren, jadikan kawan lama-kawan lama atau teman sekolah Muslim Anda sebagai jaringan
distributor anda yang mewakili tiap kota.. Misalnya ada 50 orang di 50 kota dan masing-masing punya toko dan jsub jaringan dibawahnya, maka itu sudah akan menjadi kekuatan distribusi yang hebat. Produknya bisa saling tukar menukar, dan bisa banyak produk. Ibaratnya itu adalah sebuah pipa yang bisa dimasuki apa saja, bisa lancar dialirkan kemana saja. Jaringan itu harus solid, punya satu visi, satu pengertian. Misalnya dari Jogja atau dari Jakarta ada yang bisa membuat produk tertentu atau bisa mengimpor produk tertentu, maka bisa dijual ke sleuruh Indonesia dan jadikanlah kawan jaringan anda sebagai distribusi. InsyaAlloh akan sukses.

2. Rahasia Kedua, Bikinlah produk sendiri, memproduksi

Agar Umat Islam bisa bangkit, alangkah lebih baik kalau bidang produksi bisa dikuasai oleh muat Islam, dari mulai beras, kebutuhan pokok, bajui, dan perlengkapan rumah tangga lainnya. termasuk buku2 dan semuianya, makanan dan minuman. Usahakan orang Islam juga menguasai pabrikasi atau manufakturnya. Jangan hanya konsumsi melulu. Umay Islam harus bisa membuat, tertmasuk properti, perumahan, ruko-ruko, dan sejenisnya. Kalau sudah bisa produksi, pelan-pelan juga harus menggunakan jalur distribusi yang dimiliki orang Islam, Berdayakan sesama usahawan Muslim.

Untuk bisa produksi, bisa banyak belajar. Dan tahap awal juga bisa melakukan impor, misalnya impor elektronik dari China, dan sebagainya,. Belajar juga bisa dari perusahaan dimana Anda bekerja. Kalau bisa menguasaui bidang produksi, biasanya profit keuntungan lebih besar dan biasanya bisa memperkerjakan banyak orang.

.
3. Jangan Cepat Puas, besarkan bisnis Anda untuk kepentingan umat.

Kelemahan kita umat Islam, biasanya cepat puas. Punya pendapatan Rp 10 juta langsung puas dan tinggi hati. Punya mobil satu terus sombong dan tak mau kerja keras lagi. Mestinya kita bekerja keras, bukan semata untuk materi dan untuk kita, namun juga untuk menolong umat Islam. Banyak warga Muslim yang miskin dan tidak punya pekerjaan. Banyak umat Islam yang hidupnya menjadi babu, pembantu orang Non Muslim dan untuk bisa sholat saja susah sekali. Jangan cepat puas, cepat tinggi hati dan kembangkan bisnis Anda untuk kepentingan umat Islam secara luas.

4. Keempat, Bangunlah Perusahan besar Bersistem Baik, jangan hanya UKM

Harus diakui, dari 1000 peruisahaan besar di Indonesia, yang dimiliki pengusaha Muslim tak sampai 50 perusahaan. Sangat sedikit. Umat Islam bisnisnya hanya kelas warungan, kelas toko, kelas pinggir jalan. Bisnis yang cenderung ecejk0-ecek dan tidak punya sistem. Ketika pemiliknya nggak beekerja, bisnisnya juga stop./ Beda dengan orang2 China yang bisnisnya kelas korporat dan sudah dibangun sistem. Pemiliknya walaupun jalan2 ke luar negeri 3 builan, bisnisnya tetap jalan karena sistem organisasi berjalan baik. sistem penjualan dan aturan perusahaan sudah dibuat rapi. Inilah kelemahan umat Islam dalam bisnis. Mindset-nya hanya punya usaha warungan dan belum punya cita2 tersistem menjadi perusahaan besar, membangun perusahaan bsar.

5. Suka berbagi dan besar bersama karyawannya.

Saya punya relasi pengusaha Muslim yang sukses dan terus membesar hingga omset diatas Rp 400 miliar. Kuncinya, ia bisa membangun sistem yang baik dan mau berbagi hasil keuntungan perusahaan dengan karyawannya. Karyawannya sudah mendapatkan gaji layak dan THR. Namun diluar itu, tiap tutup tahun dan setelah dihitung keuntungan tahunan, ia mengembalikan 30% keuntungan perusahaan untuk dibagi ke semua kar\yawannya. Jadi karyawan mendapatkan bonus sesuai prestasi dan bonus tahunan sesuai keutungan perusahaan. Selain karuawan menjadi semangat kerja karena tahu hasilnya akan bagus dan mereka akan dibagian keuntungan, mereka juga akan loyal ke perusahaan.

6. Keenam, bangunlah perusahaan yang menjalankan prinsip dan nilai Islam. kalau kita ke mall yang dimiliki pengusaha China, lihatlah, mushollanya panas, kecil, sumpek, bau air yang nempel tikar. Mushola yang nggak layak. Lokasinya di pojok, jelek dan dekat tempat pipis. Jujur saja demikian. Ini karena pemiliknya bukan orang islam yang tidak mementingkan sholat dan nilai Islam. Terkadang pelayan pakai jilbab juga nggak boleh. Katanya dulu di Gramedia dan Lippo juga begitu, bagian pelayanan nggak boleh pakai jilbab. Inilah pentingnya orang Islam punya perusahaan besar sendiri dan terapkan nilai-nilai islam dii dalamnya.

7. Ketujuh, bersinergi dan atau bersatu

Umat Islam harus saling berbags bisnis, saling bertukar peluang bisnis, kalau perlu juga dengan pengusaha Muslim luar negeri. Jangan egois dengan sesama pengusaha Muslim.

8. Bangun kepercayaan atau trust, jangan menciderai janji.

Pada dasarnya bisnis ialah soal kepercayaan. Kalau ingin besar, tak ada jalan lain, harus dipercaya mitra.  Kalau janji mau deliver barang atau bayar hutang, harus tepat sesuai janjinya, Jangan melipat dari belakang dan menyakiti sesama pengusaha Muslim. Kalau sudah ada kepercayaan, bisnus meski tanpa modal bisa jalan, bisa nitip jualin dulu, bayar belakangan nggak apa2.

Sebagai renungan anda untuk berbisnis bagi pemuda Muslim:

\- Apakah anda tidak sedih sekarang semua mall dan pusat perbelanjaan dikuasai non Muslim? Kalau hari raya Natal, walaupun jumlah Krsiten sedikit tapi mall dihias seolah semua pengunjungnya Kristen? Apakah Anda tidak sedih, toko2 di mall-mall atau pusat perbelanjaan itu yang punya semua non Muslim sedangkan pemuda Muslim hanya menjadi tukang sapu, tukang parkir atau office boy? Ini kenyataan kan???

Apakah Anda tidak sedih, banyak anak Muslim yang nggak bisa kuliah, nggak pernah bisa makan enak, nggak bisa jalan-jalan, nggak bisa punya pakain yang layak? Sedang mereka non Muslim hidup serba menyuruh anak buahnya yang Muslim, ? Anak2 mereka ,kuliah tinggi dan bahkan di luar negeri? Makan selalu di resto yang enak?

Ini tujuan saya bukan mengompori Anda untuk marah, namun untuk membangun usaha dan bangunanlah kekuatan bisnis Islam.

Ayoooooo.. Pasti bisa. !!!!!!!!

Laa haula walaa quwata illa billahil aliyil adlim.